Kamis, 02 Juni 2011

SEPAK BOLA

Sepak Bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan.
Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game)
Peraturan resmi sepak bola adalah:
  • Peraturan 2: Bola Sepak bola
  • Peraturan 3: Jumlah Pemain
  • Peraturan 4: Peralatan Pemain
  • Peraturan 5: Wasit
  • Peraturan 6: Asisten wasit
  • Peraturan 7: Lama Permainan
  • Peraturan 8: Memulai dan Memulai Kembali Permainan
  • Peraturan 9: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
  • Peraturan 10: Cara Mendapatkan Angka
  • Peraturan 11: Offside
  • Peraturan 12: Pelanggaran
  • Peraturan 13: Tendangan Bebas
  • Peraturan 14: Tendangan penalti
  • Peraturan 15: Lemparan Dalam
  • Peraturan 16: Tendangan Gawang
  • Peraturan 17: Tendangan Sudut
Selain peraturan-peraturan di atas, keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola Internasional (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola. Peraturan-peraturan lengkapnya dapat ditemukan di situs web FIFA.
Tujuan Permainan
Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan (”mencetak gol”). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.
Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
  1. 4-4-2
  2. 4-3-2-1
  3. 4-5-1
  4. 3-4-3
  5. 3-5-2
  6. 4-3-3
taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; BertahanMenyerang dan Normal.
Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai “wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya” (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempatyang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.
Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).
Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya.
Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan.
Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan, kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut.
Lapangan permainan
Lapangan yang digunakan biasanya adalah lapangan rumput yang berbentuk persegi empat. Dengan panjang 91.4 meter dan lebar 54.8 meter. Pada kedua sisi pendek, terdapat gawang sebesar 24 x 8 kaki, atau 7,32 x 2,44 meter.
Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.
Lama permainan standar
Sebuah pertandingan dewasa yang standar terdiri dari dua babak yang masing-masing sepanjang 45 menit. Umumnya terdapat masa istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut.
Perpanjangan waktu dan adu penalti
Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem ’sudden death’, namun mereka kini telah tidak digunakan.
Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi.
Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan 1orang dan di bantu 2 orang sebagai hakim garis. kemudian dibantu official wasit yang membantu apabila terjadi pergantian pemain
Percobaan penggunaan gol emas dan gol perak
Pada akhir 1990-an, IFAB mencoba membuat pertandingan lebih mungkin berakhir tanpa memerlukan adu penalti, yang sering dianggap sebagai cara yang kurang tepat untuk mengakhiri pertandingan.
Contohnya adalah sistem gol perak yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu pertama, dan gol emas yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu kedua.
Kedua sistem ini telah dihentikan oleh IFAB.
KEJUARAAN INTERNASIONAL BESAR
Kejuaraan internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association. Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final. Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32 timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).
Kejuaraan internasional yang besar di setiap benua adalah:
  • Eropa: Piala Eropa atau dikenal dengan nama Euro
  • Amerika Selatan: Copa América
  • Afrika: Piala Afrika
  • Asia: Piala Asia
  • Amerika Utara: Piala Emas CONCACAF
  • Oseania: Piala Oseania
Ajang tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia,Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.
Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.
Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.
Pemain-pemain sepak bola terkenal
  • Pele
  • Dino Zoff
  • Johan Cruyff
  • Fransesco Totti
  • David Beckham
  • Ronaldo
  • Diego Maradona
  • Zinedine Zidane
  • Franz Beckenbauer
  • Paolo Maldini
  • Cristiano Ronaldo
  • Bambang Pamungkas
  • Eka Ramdhani
  • Ridwan Suwarno
  • Eka Sandya Yuda
  • Qusnul
  • Iqbal Al Rivella
Tim dan pemain
  • Tim sepak bola
  • Daftar tim nasional sepak bola
  • Daftar tim sepak bola
  • Pemain sepak bola terkenal
    • Daftar kiper terkenal
    • FIFA 100
  • Daftar pemain sepak bola Indonesia
Organisasi
  • Fédération Internationale de Football Association (FIFA)
  • UEFA
  • G-14
  • CONMEBOL
  • CONCACAF
  • AFC
  • Konfederasi Sepak bola Afrika
  • Federasi Sepak bola Oseania
Jenis lainnya
  • Sepak bola wanita
  • Sepak bola Paralimpik (untuk orang cacat)
  • Sepak bola ruangan (indoor): five a side football, futsal danindoor soccer
  • Sepak bola jalanan(foot sall)
  • Sepak bola tarkam
Elemen permainan
  • Peraturan gol tandang (away goals)
  • Adu penalti, biasanya diwakili oleh 5 pemain dari masing-masing tim.
  • Formasi - posisi tim di lapangan
  • Hattrick, terjadi apabila seorang pemain dapat mencetak 3 gol kegawang lawan dalam 1 pertandingan.
  • Taktik dan kemampuan individual - catatan mengenai cara bermain sepak bola
  • Posisi - posisi pemain
Lain-lain
  • Cap - jumlah penampilan di timnas
  • Budaya sepak bola
  • Bonek
  • Keributan dalam olahraga

bekal-bekal bermain sepak bola
Apa saja yang kita butuhkan untuk bisa bermain sepakbola dengan baik? Pertama-tama adalah keunggulan fisik, yang meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). Ketahanan berarti kita kuat bermain selama waktu yang cukup panjang tanpa tersengal-sengal alias kehabisan nafas (ketahanan aerobik) ataupun ngilu-ngilu (ketahanan otot). Kekuatan berarti otot-otot tubuh kita cukup kuat untuk menendang dengan keras, melempar bola cukup jauh, melakukan body charge dengan kuat, dan sebagainya. Adapun kecepatan bermakna kita bisa berlari dengan cepat (sprint) baik ketika membawa bola ataupun ketika tidak membawa bola.
Bekal kedua adalah ketrampilan (skill). Yang disebut dengan skill disini terutama adalah fundamen (teknik-teknik dasar) sepakbola, yang meliputi mengumpan dan menerima (passing and receiving), menembak (shooting), mengontrol bola dengan berbagai anggota badan, melindungi bola, dan menggiring (dribbling). Ketiga, kita membutuhkan kerjasama (teamwork). Sebuah tim akan bermain dengan baik jika semua pemain saling bekerjasama dengan jalinan komunikasi yang baik. Tidak ada yang egois. Semuanya bermain untuk tim. Keempat, taktik dan strategi yang baik. Jika dua tim sama-sama memiliki materi pemain yang kuat fisiknya, terampil mengolah bola, dan bisa bekerjasama, maka faktor strategi dan taktik akan menentukan tim mana yang akan menang. Tim yang bermain dengan strategi dan taktik yang lebih cerdas pastilah yang akan menang. Dan selain keempat hal itu, yang tidak boleh ketinggalan adalah mental yang positif. Semua pemain harus memiliki kepercayaan diri, optimisme dan semangat.

MAKNA POSISI DALAM SEPAKBOLA
Dalam sepakbola, posisi itu ibarat rumah. Tidak harus seseorang selalu berada di rumahnya. Untuk keperluan-keperluan tertentu, ia kadang harus keluar rumah. Meski demikian, setiap hari ia harus selalu pulang ke rumahnya. Demikian pula posisi dalam sepakbola. Tidak berarti bek kiri harus selalu berada di sebelah kiri dan di belakang para pemain yang lainnya. Bahkan tidak selalu pemain sisi kanan harus selalu dan setiap saat berada di sisi kanan. Keluarnya seorang pemain dari posisinya disebut sebagai ‘out of position’ (diluar posisi).
Namun perlu diingat, seorang bek kiri meskipun kadang-kadang berada diluar posisinya namun ia adalah pemain yang harus paling sering berada dalam posisi aslinya. Jika tidak demikian, tidak perlu ada penetapan posisi dong. Lebih dari itu, posisi adalah tanggung jawab. Pemain di lapangan ibarat penjaga rumah. Jangan sampai ada maling atau perampok memasuki rumah kita sementara rumah kita sedang kosong tak terjaga karena kita tidak sedang ada di rumah. Bisa-bisa rumah kita dijarah atau bahkan dibakar habis!
Keberadaan seorang pemain pada posisinya terutama sangat penting ketika tim sedang bertahan (tidak menguasai bola). Ketidakdisiplinan seorang pemain pada posisinya, terutama para pemain belakang, akan membuat musuh leluasa menembus pertahanan untuk kemudian mencetak gol.
Pada dasarnya, seorang pemain sebisa mungkin selalu bermain pada posisi aslinya (disebut ‘on position’). Namun terkadang, seorang pemain dituntut ‘out of position’ karena beberapa alasan, misalnya untuk melakukan kombinasi umpan, variasi serangan, dan sebagainya. Kombinasi umpan seperti satu dua berganda, satu dua plus orang ketiga, overlap, dan sebagainya tidak bisa tidak menuntut mobilitas, yang tidak jarang menuntut pemain harus keluar dari sarangnya. Demikian pula variasi-variasi serangan juga penting untuk dilakukan agar serangan yang terbangun menjadi tak terduga, mengejutkan, dan sulit untuk di-intercept oleh tim lawan. Namun lagi-lagi perlu diingat, begitu tuntutan-tuntutan tersebut telah usai, hendaknya seorang pemain segera kembali ke posisi aslinya.
Menjadi penting pula untuk dipahami oleh tim, bahwa ketika ada seorang pemain ‘out of position’, hendaknya ada pemain lain yang untuk sementara menjaga posisi yang ditinggalkan, jika memang ketika itu posisi tersebut tidak boleh kosong (akan berbahaya atau tidak menguntungkan jika dibiarkan kosong).

ELEMEN-ELEMEN SERANGAN
Berikut ini elemen-elemen serangan dalam sepakbola. Pertama, umpan biasa. Maksudnya adalah umpan bola bawah, yang merupakan elemen yang paling dominan dipakai dalam membangun serangan. Untuk menjamin sebuah serangan yang kuat dan tak terpatahkan, umpan-umpan harus dilakukan dengan lugas, tegas, dan akurat. Para pemain harus bergerak secara dinamis untuk mencari ruang dan melepaskan diri dari bayangan lawan, agar bisa terus melakukan umpan dari satu pemain ke pemain yang lainnya.
Kedua, umpan satu dua (one-two pass, wall pass). Ini adalah satu kombinasi umpan, yang biasanya mengejutkan dan tidak terantisipasi oleh lawan. Umpan-umpan satu dua yang dilakukan di daerah pertahanan lawan seringkali mampu menembus barikade pertahanan lawan yang sangat kuat sekalipun.
Ketiga, umpan terobosan (through pass). Umpan ini biasanya hanya dipakai di daerah pertahanan lawan, karena umpan ini tidak jarang gagal dan bisa diantisipasi oleh lawan. Namun jika berhasil, umpan ini seringkali merupakan assist bagi terciptanya sebuah gol. Dari segi arahnya, umpan terobosan ini banyak macamnya: dari tengah langsung lurus ke depan, dari tengah ke samping depan, dan dari samping ke tengah depan. Umpan terobosan bisa dibedakan pula antara umpan terobosan bawah dan umpan terobosan lambung.
Keempat, umpan jangkar. Yang disebut dengan umpan jangkar adalah umpan yang arahnya dari depan ke belakang, yang biasanya dilakukan dalam rangka untuk mempertahankan penguasaan bola atau untuk mengubah arah serangan. Umpan jangkar bukanlah sesuatu yang tabu dalam sepakbola. Yang disebut menyerang tidak harus dilakukan dengan selalu mengumpan ke arah depan. Kalau boleh diistilahkan, umpan jangkar adalah ‘mundur (sejenak) untuk (maju) menang’.
Kelima, umpan silang (crossing). Umpan silang, terutama dalam pola 4-4-2, sangatlah efektif untuk bisa menciptakan sebuah gol. Umpan silang bisa diarahkan ke tiang dekat, persis di depan gawang, atau ke tiang jauh. Bentuknya pun bisa bola bawah ataupun bola lambung (drive, bukan loft).
Keenam, umpan panjang (long ball). Dari segi arahnya, umpan panjang ada yang dari sisi tepi ke sisi depan tengah (misalnya dari pemain sisi luar ke depan gawang), dari sisi tengah ke sisi depan sayap (misalnya ke pemain sayap), atau dari belakang lurus ke depan (baik yang dilakukan di sisi tepi lapangan ataupun di sisi tengah lapangan).
Ketujuh, tembakan jarak jauh. Tembakan jarak jauh yang akurat dan keras bak geledek seringkali bisa memecah kebuntuan serangan dan merobek gawang lawan. Diantara pemain yang sangat ahli melakukannya adalah Steven Gerrard dan Frank Lampard.
Kedelapan, trik individu. Trik individu kadangkala diperlukan untuk menembus pertahanan lawan yang kokoh. Lakukanlah trik individu hanya jika tidak ada lagi cara lainnya untuk menerobos pertahanan lawan dan membobol gawang mereka. Namun ingat, lakukanlah trik individu hanya di daerah pertahanan lawan, karena memang di daerah ini kita boleh dan bahkan harus melakukan melakukan percobaan-percobaan yang berani dan kreatif. Kalaupun trik individu yang kita lakukan gagal, toh bola masih jauh dari pertahanan kita.
Kesembilan, bola mati (set piece). Bola mati tidaklah boleh diremehkan. Tidak sedikit gol-gol tercipta dari eksekusi bola mati. Diantara macam bola mati adalah sepak pojok (corner kick), tendangan bebas (free kick) dan lemparan kedalam (throw -in).

BAGAIMANA MENYERANG PADA POLA 4-4-2? (BAGIAN 2)
Pola 4-4-2 memang hanya memiliki 2 forward, namun tidak berarti bahwa tim dengan pola ini hanya menyerang dengan 2 orang di lini depan. Dalam pola 4-4-2, outside midfielder atau outside back (jika melakukan overlap) bisa maju ke lini depan. Dengan demikian, akan terdapat 4 orang penyerang sekaligus. Untuk itulah pola 4-4-2 adalah pola yang berubah menjadi 2-4-4 ketika menyerang. Belum lagi jika ditambah dengan majunya salah satu center midfielder persis di belakang kedua forward – dan ketika itu disebut sebagai offensive midfielder – maka akan terdapat 5 orang penyerang sekaligus. Luar biasa bukan?
Dalam pola 4-4-2, outside midfielder memang didedikasikan untuk naik ke lini depan ketika menyerang – dan ketika itu mereka disebut sebagai penyerang sayap. Namun fungsi ini tidak hanya monopoli outside midfielder. Outside back pun bisa melakukan hal serupa, yakni dengan cara melakukan overlap terhadap outside midfielder. Seberapa leluasa dan seberapa sering outside back bisa melakukan overlap, tidak ada ukuran yang pasti. Gary Neville (outside back) tidak terlalu banyak melakukan overlap karena fungsi membantu serangan ke lini depan sudah didominasi oleh David Beckham (outside midfielder) yang berada di depannya. Sebaliknya, outside back seperti Roberto Carlos dan Cafu terbilang sangat sering melakukan overlap. Kendati demikian, outside back yang melakukan overlap dituntut untuk bisa segera turun ke posisinya semula ketika bola yang dikuasai lawan sudah memasuki daerah pertahanan tim kita. Karena itu, seorang outside back harus memiliki kekuatan aerobik yang luar biasa karena dia dituntut untuk selalu berlari naik dan turun dari ujung yang satu ke ujung yang lain panjang lapangan.
Pada pola 4-4-2 dengan lini tengah berlian (diamond) ada pembagian yang bersifat tetap diantara kedua center midfielder: yang satu adalah offensive midfielder, sementara yang lainnya adalah defensive midfielder. Adapun pada lini tengah flat, pembagian yang tetap seperti itu tidak ada. Kedua fungsi itu bisa dilakukan secara bergantian. Yang penting, jika salah satu center midfielder maju sebagai offensive midfielder, center midfielder yang lainnya tetap menjaga diri berada di belakangnya sebagai defensive midfielder. Namun biar tidak membingungkan, bisa pula disepakati sejak awal siapa yang akan lebih dominan berfungsi sebagai offensive midfielder dan siapa yang lebih dominan sebagai defensive midfielder.
Offensive midfielder mengambil posisi persis di belakang kedua forward. Dia adalah support bagi kedua forward tersebut ketika menyerang. Karena itu, offensive midfielder juga sering disebut sebagai striker lini kedua (second line striker). Dia bisa melepas tembakan jarak jauh yang keras bak geledek dari luar kotak gawang pada saat-saat tertentu untuk memecah kebuntuan. Contohnya adalah Steven Gerrard di Liverpool atau Frank Lampard di Chelsea.
Offensive midfielder juga bertugas untuk memberikan suplai-suplai bola kepada para penyerang yang berada di depannya (yaitu 2 orang forward dan 2 orang penyerang sayap). Juan Roman Riquelme adalah salah satunya, yang sangat piawai dalam memberikan suplai bola kepada para penyerang. Suplai bola itu seringkali berupa umpan-umpan terobosan yang mematikan, yang siap dieksekusi oleh para penyerang yang ada didepannya.
Defensive midfielder adalah mitra setia dua center back yang ada di belakangnya. Ketiganya membentuk segitiga bertahan, dengan defensive midfielder sebagai puncak segitiganya. Ketika bertahan, idealnya offensive midfielder turun untuk membantu defensive midfielder, sehingga pertahanan lini tengah bisa diisi lengkap oleh 4 orang. Dan dengan lini tengah berisi 4 pemain ketika bertahan, pressure terhadap bola yang hendak menerobos lini belakang bisa dilakukan oleh tiga orang sekaligus (1+2). Namun jika offensive midfielder terlambat turun, berarti di lini tengah hanya ada 3 pemain. Jika demikian keadaannya, bertahan terhadap bola yang hendak menerobos lini belakang cukup dilakukan oleh dua orang saja (1+1). Misalnya, jika bola di sisi kiri lapangan, berarti pressure terhadap bola dilakukan oleh left back dan left midfilder. Jika bola di sisi kanan lapangan, pressure dilakukan oleh right back dan right midfielder. Dan jika bola di sisi tengah lapangan, pressure dilakukan oleh center back terdekat dan defensive midfielder.
Fungsi lain defensive midfielder adalah sebagai ‘pengangkut air’. Maksudnya, ia adalah pemain yang akan paling banyak menerima bola untuk dialirkan dari belakang ke depan.
Selain sebagai ‘pengangkut air’, defensive midfielder juga paling berperan untuk menginisiasi arah serangan. Apakah serangan akan dilakukan dari sektor kiri, dari sektor kanan, atau dari sektor tengah. Terkait dengan fungsi ini, ia jugalah yang biasanya mengubah (mengalihkan) arah serangan, misalnya dari sektor kiri ke sektor kanan. Karena itu, defensive midfielder haruslah seorang pemain yang cerdas, yang bisa menetapkan arah serangan yang tepat pada saat yang tepat.
Forward dalam pola 4-4-2 berjumlah 2 orang. Kedua forward ini adalah satu pasangan yang harus selalu berkoordinasi secara padu padan, tidak boleh bekerja sendiri-sendiri. Karena itulah dua orang forward dalam pola 4-4-2 ini biasa disebut sebagai striker kembar (twin-striker). Kerjasama diantara dua pemain ini sangat menentukan bagi sukses tidaknya menjebol gawang lawan. Biasanya, salah satu dari kedua forward ini selalu berusaha untuk menciptakan ruang tembak bagi forward yang lainnya.
Jika masing-masing forward memiliki kelebihan-kelebihan yang berbeda, maka semestinya kelebihan-kelebihan yang berbeda tersebut bisa disinergikan untuk menciptakan perpaduan dan kerjasama yang saling menguatkan. Misalnya, yang satu memiliki kelebihan body-charge (berpostur besar) sementara yang lainnya bertubuh mungil namun lebih lincah dan lebih cepat seperti kijang.
Posisi default dari kedua forward dalam pola 4-4-2 adalah di sisi tengah lapangan. Posisi ini memungkinkan outside midfielder atau outside back untuk naik ke sisi sayap dalam rangka menambah jumlah barisan penyerang. Namun tidak selalu kedua forward harus di sisi tengah lapangan. Untuk menciptakan kondisi 2 vs 1 di sisi kiri lapangan misalnya, salah seorang forward bisa bergerak ke sisi kiri lapangan untuk membantu penyerang sayap kiri, dan dalam kondisi seperti ini forward yang lainnya hendaknya ikut pula bergeser ke arah kiri untuk menciptakan balance.
Adapun dua orang center back dalam pola 4-4-2 adalah jantung pertahanan. Merekalah pertahanan terakhir yang dimiliki oleh tim. Karena itu, mereka harus benar-benar disiplin dalam menjaga posisi.
Lini belakang biasanya memiliki satu orang jenderal (namanya jenderal pertahanan). Jabatan ini biasanya dipikulkan pada salah satu center back. Misalnya, di Manchester United, jenderal pertahanannya adalah Rio Ferdinand, yang mengkoordinir ketiga temannya yang lain. Atau di Chelsea, jenderal pertahanannya adalah John Terry, yang mengkoordinir ketiga temannya yang lain
TAKTIK BERTAHAN 1 VS 2
Bertahan 1 vs 2 artinya bertahan yang dilakukan oleh 1 orang defender menghadapi 2 orang penyerang. Kondisi 1 vs 2 memang tidak pernah diinginkan, karena dalam kondisi tersebut jumlah penyerang lawan lebih banyak daripada jumlah defender kita. Namun pada saat-saat tertentu, misalnya ketika para pemain terlambat turun, kondisi 1 vs 2 bisa terjadi.
Dalam kondisi 1 vs 2, defender jangan langsung mem-pressure pembawa bola. Ini sangat berbahaya, karena dengan sekali gocek saja pembawa bola tersebut bisa mengumpankan bolanya kepada penyerang yang lainnya. Jika itu terjadi, penyerang yang baru saja menerima umpan tersebut sudah pasti hanya tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper kita.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh sang defender? Yang harus dilakukan adalah membayangi saja pembawa bola, dengan memposisikan diri diantara penyerang yang membawa bola dan penyerang yang lainnya. Tidak diantara keduanya persis. Defender agak mundur ke belakang. Dengan demikian sang pembawa bola sulit untuk melepas tembakan langsung ke gawang, namun jika dia mengumpan kepada penyerang yang satunya besar kemungkinan umpan tersebut akan bisa dipotong oleh defender.
Dengan cara membayangi seperti diatas, paling tidak sang defender bisa mengulur-ulur waktu sambil menunggu ‘bala bantuan’. Ketika terjadi kondisi 1 vs 2 dan defender yang hanya satu orang tadi telah melakukan tugasnya mengulur-ulur waktu, para pemain lain harus tanggap dengan segera turun membantu, agar jumlah defender tidak lagi kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Jika para pemain lain tidak juga tanggap, sang defender yang hanya tinggal seorang diri tadi hendaknya meneriaki teman-temannya untuk turun.
Kondisi 1 vs 2 adalah salah satu kondisi dimana jumlah defender kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Kondisi lain yang serupa adalah 2 vs 3, 3 vs 4, 4 vs 5, dan seterusnya. Kondisi-kondisi seperti ini adalah kondisi yang merugikan dan berbahaya bagi tim yang bertahan. Selekas mungkin tim yang bertahan harus mengubah kondisinya sehingga jumlah defendernya paling tidak sama dengan jumlah penyerang lawan. Caranya? Ya yang masih di depan tuh turun dong, jangan ‘mbecak’ dan ‘melongo’ saja

TAKTIK INDIVIDUAL BERTAHAN
Strategi bertahan sebagus apapun tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh taktik individual yang bagus dari para pemainnya. Setiap pemain harus mengetahui dan terlatih bagaimana secara individual masing-masing dari mereka bisa bertahan.
Pertama-tama yang harus dilakukan oleh setiap pemain dalam bertahan adalah berusaha untuk memotong umpan (passing) yang dilakukan oleh lawan. Jika ini tidak bisa, hal yang harus dilakukan tergantung pada posisi pemain lawan yang sedang menerima umpan.
Jika pemain lawan tersebut dalam posisi yang dekat, maka pemain kita harus berusaha mengganggu dan merebut bola darinya begitu ia menerima umpan. Tekanlah bola secepat mungkin. Jangan biarkan ia berlama-lama memegang bola. Bergeraklah ke arahnya ketika bola masih dalam perjalanan, sehingga begitu bola sampai ke kakinya, saat itu pula dia sudah akan menerima gangguan kita. Dan sebaik-baik waktu untuk mengganggu lawan adalah ketika pertama kali dia menerima bola (saat mengontrol bola pertama kali).
Lakukan pressing dengan ketat sehingga pemain lawan tersebut kesulitan (baca: tidak bisa) untuk berbalik menghadap ke arah Anda. Jangan biarkan ia berbalik menghadap ke arah Anda. Sebaliknya, press ia dengan agresif dan berusahalah merebut bola dengan agresif, tanpa harus melakukan pelanggaran. Sebisa mungkin pula, giringlah ia menjauhi daerah berbahaya tim Anda.
Adapun jika pemain lawan yang menerima umpan berada dalam posisi yang jauh, maka pemain kita hendaknya bergerak mendekatinya untuk selanjutnya membayanginya (meng-contain). Dalam membayangi, jarak dengan pemain lawan yang membawa bola janganlah terlalu dekat karena ia akan mudah lewat. Namun juga jangan terlalu jauh sehingga ia terlalu leluasa.
Kuda-kuda yang biasa dipakai ketika membayangi adalah kuda-kuda samping. Kuda-kuda ini mirip dengan kuda-kuda kumite dalam pertandingan karate atau taekwondo. Satu kaki agak maju dan yang lainnya agak ke belakang. Tubuh menghadap serong ke depan samping. Pergerakan dilakukan mengikuti pergerakan pemain lawan yang sedang membawa bola. Jangan sampai kalah cepat.
Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan step-in (Jawa: njangkah) ketika lawan mengontrol bola secara closed (bola dekat dengan kakinya). JIka ini dilakukan, hampir pasti lawan yang skillful akan bisa lewat dan mengecoh. Anda baru boleh step-in untuk merebut bola pada saat bola berada agak jauh dari kakinya. Temukan celah tersebut, dan silakan melakukan step in.
Cara yang cukup praktis untuk merebut bola adalah dengan menempatkan tubuh kita diantara lawan dan bola. Selamat mencoba dan selamat berlatih
CONTOH BERTAHAN ZONAL DEFENCE 4-4-2
Berikut ini contoh singkat bagaimana bertahan zonal defence dalam pola 4-4-2. Umpamakan kita adalah tim merah yang sedang bertahan, sedangkan lawan adalah tim biru yang sedang menguasai bola. Dalam contoh ini terjadi 4 aliran bola. Pertama-tama bola dipegang oleh kiper lawan lalu diumpankan kepada center back mereka. Dengan demikian bola berada di hadapan lini depan kita, di sisi tengah lapangan. Forward kita yang sebelah kiri (yang terdekat dengan bola) bergerak mem-pressure bola, di-cover oleh forward yang lainnya.
Namun center back lawan berhasil melewati barisan lini depan kita. Kini bola berada di kaki right back lawan, dan berada di hadapan lini tengah kita, di sisi kiri lapangan. Maka, right midfielder kita pun bergerak mem-pressure bola, dibantu oleh salah satu forward terdekat. Dengan demikian bola di-press oleh dua orang pemain kita (1+1). Ketiga pemain lain di lini tengah menyesuaikan diri dengan membentuk lengkungan buah pisang. Lini belakang menyesuaikan diri pula, membentuk lengkungan buah pisang.
Lagi-lagi, bola berhasil lolos, diumpankan ke right midfielder lawan yang posisinya berada di belakang lini tengah kita. Dengan demikian bola melewati lini tengah kita, dan kini berada di hadapan lini belakang kita. Ini adalah keadaan yang cukup berbahaya, karena bola sudah berada di hadapan lini belakang kita. Karena bola berada di sisi kiri lapangan, maka left back kita bergerak mem-pressure bola, dibantu oleh left midfielder dan satu orang center midfielder terdekat. Tiga orang pemain kita mem-pressure bola (1+2).
Namun pergerakan salah seorang center midfielder lawan membuka ruang passing, dan bola pun berhasil diumpankan kepada center midfielder tersebut. Bola tetap berada di hadapan lini belakang kita, namun kita telah berpindah dari sisi kiri lapangan ke sisi tengah lapangan kita. Ini lebih berbahaya karena bola menjadi lebih dekat ke gawang kita.
Sesuai dengan rumus bertahan zonal defence, salah satu center back kita yang terdekat dengan bola bergerak mem-pressure bola dibantu oleh dua center midfielder kita (1+2), sementara ketiga back lainnya mengambil posisi lurus horisontal di belakang center back yang mem-pressure bola. Left back tidak bergerak mengejar bola namun bergerak ke belakang, karena pressure terhadap bola kini menjadi tanggung jawab center back yang terdekat dengan bola. Perhatikan bahwa center back lainnya dan right back disamping membentuk shape yang tepat juga memposisikan diri mengawal dua forward lawan
PERGERAKAN ‘READY FOR CROSS’
Dalam pola 4-4-2, bagaimanapun juga, melepas crossing (umpan silang) adalah salah satu kartu truf untuk bisa mencetak gol. Kita semua tentunya mengetahui persentase gol yang dihasilkan dari crossing cukuplah besar. Hanya saja, harus dipahami bahwa bola crossing selalu bersifat ‘fifty-fifty’. Untuk bisa mengubah cross menjadi gol, barisan penyerang kita harus menang berduel dengan barisan pertahanan lawan.
Karena sifatnya yang demikian, ketika sebuah crossing hendak dilepaskan, barisan pemain yang akan menyambut bola crossing haruslah betul-betul siap di depan gawang. Disamping itu, para pemain penyambut bola cross inipun harus betul-betul berkualitas, handal dalam memenangkan bola-bola crossing. Jika tidak, seperti yang sering saya lihat, bola-bola crossing terasa sia-sia dan bahkan terkesan buang-buang bola saja. Kenapa saya bilang buang-buang bola? Karena ketika bola belum di-cross, bola itu sepenuhnya (100%) masih ada dalam penguasaan kita. Dengan melepas crossing, bola tersebut berubah menjadi bola 50%-50%, yang kemudian bisa menjadi milik kita atau milik lawan.
Sekarang, bagaimana cara menyiapkan barisan pemain untuk bisa memenangkan bola crossing? Jawabannya tidak lain adalah judul tulisan ini: pergerakan ‘ready for cross’. Ketika seorang teman dalam tim kita (outside midfielder atau outside back) membawa bola ke arah bendera, para pemain yang lain harus paham bahwa dia sangat mungkin akan melakukan crossing. Untuk itu, para pemain lainnya harus melakukan pergerakan untuk siap memenangkan bola crossing yang mungkin akan dilakukan. Pergerakan tersebut adalah sebagai berikut (untuk crossing dari sisi kiri):
Empat pemain bersiap menyambut crossing: 2 orang forward bersiap didepan gawang, 1 orang center midfielder bersiap didepan gawang tapi agak jauh (di sekitar busur), dan right midfielder / right back bersiap untuk menyambut bola cross yang jatuh ke tiang jauh.
Selalu ada kemungkinan bola cross akan dihalau keluar oleh barisan pertahanan lawan. Untuk itu, perlu ada lini kedua (second line) yang bersiap menangkap bola jika dihalau oleh pertahanan lawan. Lini kedua ini sama pentingnya dengan barisan pemain yang berada didepan gawang, bahkan lebih penting. Mengapa? Karena jika lini kedua ini tidak ada, bola yang terhalau lawan besar kemungkinannya akan tertangkap oleh pemain lawan. Dan jika itu terjadi sementara para pemain kita sedang bertumpuk di depan gawang lawan, maka serangan balik lawan yang cepat dan mematikan akan membuat tim kita ‘menangis’.
Lini kedua diisi oleh tiga pemain: center midfielder yang ada di belakang, right back / right midfielder (yang tidak berada di dekat tiang jauh), dan left back / left midfielder (yang tidak melakukan crossing). Tiga orang ini harus bersiap-siap menangkap bola yang terhalau dari gawang lawan. Pada ilustrasi diatas, lini kedua ditandai dengan garis berwarna merah jingga.
Sementara itu, dua center back mengambil posisi di garis tengah lapangan, sebagai penjamin keamanan tim terhadap serangan balik lawan.
Poin penting lainnya yang harus selalu diingat adalah, harus ada satu orang pemain yang mengambil posisi di belakang pembawa bola, dengan tujuan untuk men-support pembawa bola tersebut. Dengan adanya pemain support ini, pembawa bola memiliki dua opsi: melepas crossing ke depan gawang atau melakukan umpan jangkar pada pemain support tersebut. Opsi mana yang sebaiknya dipilih? Tentu saja suka-suka si pembawa bola. Namun sebaiknya si pembawa bola melihat keadaan. Jika di depan gawang lawan teman-temannya telah dalam posisi siap memenangkan crossing (jumlah mereka cukup dan posisi mereka juga tepat), maka melepas crossing adalah pilihan yang cukup bagus. Terutama jika sebelumnya barisan pertahanan lawan sulit ditembus dengan kombinasi umpan-umpan pendek. Namun jika didepan gawang lawan teman-temannya sepertinya tidak siap memenangkan crossing, maka melakukan umpan jangkar untuk bisa tetap menguasai bola adalah pilihan yang bijak.
Terakhir, peluang tercetaknya gol dari crossing juga tergantung dari kualitas crossing yang dilakukan. Bola crossing hendaknya diarahkan ke ruang kosong antara barisan teman-teman kita dan gawang. Namun jangan terlalu dekat ke kiper karena nanti akan dengan mudah ditangkap lebih dulu oleh kiper tersebut. Tugas teman-teman kita yang didepan gawang adalah berlari berhamburan ke arah gawang untuk menyambut bola crossing tersebut. Kalaupun bola crossing tidak bisa diarahkan ke ruang kosong tersebut, setidak-tidaknya arahkanlah pas ke posisi teman-teman kita yang ada di depan gawang. Yang jadi bencana adalah jika bola crossing jatuh di belakang teman-teman kita yang bersiap didepan gawang.
Bola crossing bisa diarahkan ke tiang dekat, ke depan gawang persis, ataupun ke tiang jauh. Ini sangat tergantung dari celah yang ada di depan gawang.
Disamping itu, bola crossing juga harus memiliki laju yang cukup kencang. Ini bisa dilakukan dengan tendangan DRIVE, bukan tendangan LOFT. Jika bola crossing melaju kencang, maka ketika disambar oleh teman kita akan menghasilkan momentum yang besar.
Karena sedemikian pentingnya kualitas bola crossing, para pemain terutama outside midfielder dan outside back harus dilatih untuk bisa menyajikan bola crossing yang ‘enak untuk disantap’. Tidak hanya itu, mereka juga harus dibiasakan untuk bisa melepas crossing dalam kondisi tertekan atau terdesak. Dan hal ini bisa dilakukan oleh para crosser terbaik dunia seperti David Beckham.
BAGAIMANA MENYERANG PADA POLA 4-4-2? (BAGIAN 1)
Formasi 4-4-2 terdiri dari 4 pemain lini belakang (back), 4 pemain lini tengah (midfielder), dan 2 pemain lini depan (forward). Keempat back masing-masing adalah 2 center back, left back dan right back. Sementara di lini tengah terdapat 2 center midfielder, left midfielder, dan right midfielder.
Kedua center back boleh maju sampai paling jauh ke garis tengah lapangan. Dengan maju hanya sampai garis tengah, tim kita masih bisa berlindung pada aturan offside. Adapun jika center back maju melebihi garis tengah lapangan, tim kita menjadi tidak aman terhadap serangan balik lawan karena mereka tidak terkena aturan offside ketika bola masih berada di lapangan mereka sendiri. Meski demikian, pada saat-saat tertentu center back boleh maju sampai ke depan gawang, misalnya saat tim melakukan sepak pojok. Itupun setelahnya harus segera kembali ke tempat semula.
Untuk pergerakan center midfielder, tergantung variasi 4-4-2 yang dipakai. Pada 4-4-2 dengan lini tengah berlian, terdapat pembagian yang bersifat tetap diantara kedua center midfielder: yang satu adalah defensive midfielder (gelandang bertahan, gelandang jangkar) dan yang satunya lagi offensive midfielder (gelandang serang). Pembagian tugas ini bersifat tetap.
Sementara pada 4-4-2 dengan lini tengah flat, kedua center midfielder bisa saling bergantian untuk maju. Yang penting, jika salah satu center midfielder maju, maka yang lainnya harus tetap berada di belakangnya. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Fungsi center midfielder ketika maju sebagai offensive midfielder adalah untuk membantu serangan. Dengan adanya dia, serangan akan melibatkan lima orang sekaligus: 2 forward, dia sendiri, dan 2 outside midfielder / outside back. Sementara itu, tidak ikut majunya salah satu center midfielder bertujuan untuk memastikan support setiap saat terhadap lini belakang.
Namun perlu diingat, jika lawan yang menguasai bola, maka kedua center midfielder harus turun sejajar, sehingga lini tengah lengkap berisi 4 pemain dalam satu grendel.
Dua outside back (yaitu left back dan right back) bisa ikut maju menyerang. Ketika maju, posisinya bisa tetap berada di belakang outside midfielder, atau bisa juga meng-overlap outside midfielder. Hanya perlu diingat, jika outside back melakukan overlap, maka hendaknya ia tidak terlambat untuk turun ke posisinya semula ketika diperlukan. Ilustrasi berikut ini menunjukkan right back meng-overlap right midfielder.
Berdasarkan arah serangan yang kita bangun, terdapat tiga kemungkinan jenis serangan: serangan dari sektor kiri, serangan dari sektor tengah, atau serangan dari sektor kanan. Bentuk (shape) tim ketika merangsek maju harus menyesuaikan arah serangan. Jika serangan dilakukan dari sektor kiri, maka bentuk tim harus condong ke arah kiri. Demikian pula jika serangan dilakukan dari sektor kanan, maka bentuk tim harus condong ke arah kanan.
Berikut ini contoh ketika tim menyerang dari sektor kiri.
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pergerakan kiper. Pada pola 4-4-2 modern, kiper juga berfungsi sebagai sweeper (libero). Karenanya, ketika tim merangsek maju maka kiper juga harus ikut maju, bahkan sampai keluar kotak gawang. Namun keluar kotak gawangnya tentu saja tidak boleh berlebihan. Terkait dengan ‘rangkap jabatan’ kiper ini, sangat tepat jika pola 4-4-2 modern disebut sebagai pola 1-4-4-2
DIMANA MULAI MENEKAN BOLA?
Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa untuk diinstruksikan kepada para pemain di lapangan adalah dimana mereka mulai menekan bola ketika lawan menguasai bola. Dalam hal kapan mulai menekan bola, ada tiga opsi yang bisa dipilih: 1) menekan bola semenjak bola tersebut berada di daerah pertahanan lawan, 2) menekan bola semenjak bola memasuki sepertiga tengah lapangan, dan 3) menekan bola ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita. Untuk diketahui, lapangan sepakbola bisa dibagi menjadi 3 daerah: 1/3 yang terdekat dengan gawang kita disebut daerah pertahanan kita, 1/3 yang ditengah disebut sebagai 1/3 tengah lapangan, dan 1/3 yang terjauh adalah daerah pertahanan lawan.
Kembali pada pertanyaan: kapan tim kita harus mulai menekan bola yang sedang dikuasai oleh lawan? Manakah satu dari tiga opsi diatas tadi yang kita pilih?
Sebetulnya, sebuah tim bisa saja mengambil ketiga opsi tersebut dalam satu pertandingan. Hanya, masing-masing opsi harus diambil pada waktu yang tepat.
Menekan bola sejak dari pertahanan lawan biasa dilakukan: 1) pada saat sepak pojok, 2) pada awal babak pertama atau awal babak kedua, 3) saat sebuah tim tertinggal gol, terutama pada akhir babak kedua, dan 4) saat tim lawan dikenai kartu merah sehingga jumlah pemainnya berkurang.
Mulai menekan bola ketika bola memasuki 1/3 tengah lapangan adalah kondisi normal sebuah tim dalam merebut bola, karena tidak terlalu memforsir tenaga namun juga tidak terlalu pasif. Ketika tim Anda menggunakan opsi ini, biarkan saja bola dimainkan oleh lawan di daerah pertahanan mereka. Baru ketika bola masuk 1/3 tengah lapangan, kita mulai melakukan tekanan pada bola.
Sedangkan menekan bola hanya ketika bola sudah memasuki daerah pertahanan kita biasanya dilakukan di akhir babak kedua sementara tim kita unggul dalam jumlah gol, atau jika ada anggota tim kita yang terkena kartu merah sehingga kita kalah jumlah pemain. Opsi ini juga bisa kita ambil manakala tim lawan kita pandang jauh lebih berkualitas, dan kita hanya ingin agar gawang kita tidak kebobolan. Opsi ini juga bagus untuk dilaksanakan sebagai jeda (sela) untuk rehat para pemain selama bertanding, dimana pada saat itu mereka juga bisa mengatur kembali posisi mereka masing-masing.
CARA BERTAHAN ZONAL DEFENCE DALAM POLA 4-4-2
Dalam tim yang baik, bertahan tidak hanya dilakukan oleh pemain belakang saja. Semua pemain harus ikut bertahan setiap kali tim kehilangan bola, sebagaimana pula semua pemain harus ikut menyerang ketika tim menguasai bola. Sebelum memasuki lapangan, pelatih harus menetapkan terlebih dahulu dimana tim akan mulai menekan lawan ketika mereka menguasai bola.
Selebihnya, tim kita harus memahami bagaimana cara bertahan. Dalam zonal defence, berturut-turut yang menjadi acuan adalah BOLA, lalu TEMAN, dan baru kemudian LAWAN. Pertama-tama, semua pemain harus memperhatikan dimana posisi bola. Mengapa demikian? Karena: 1) semua pemain harus bergerak secara serempak ke arah bola, dan 2) tim harus membentuk ball-pressure-triple (segitiga tekanan pada bola).
Selanjutnya, masing-masing pemain harus memperhatikan temannya. Tujuannya adalah: 1) untuk menjaga jarak antar pemain dalam satu lini dan jarak antar lini, dan 2) untuk membentuk shape bertahan yang tepat sesuai dengan posisi bola.
Yang terakhir, baru para pemain memperhatikan lawannya. Disamping menjaga jarak antar teman dan antar lini, para pemain juga harus menjaga para pemain lawan, terutama lini depan mereka. Ruang-ruang passing sebisa mungkin kita tutup, dan lini depan lawan harus senantiasa terkawal.
Adapun rumus bertahan akan dijelaskan berikut ini, sesuai dengan posisi bola yang berbeda-beda. Posisi bola yang dimaksud disini adalah apakah bolanya berada di sisi tepi lapangan ataukah di sisi tengah lapangan. Dan apakah bola berada didepan lini depan, didepan lini tengah, ataukah didepan lini belakang. Yang dimaksud dengan bola didepan lini depan adalah jika bola berada di depan para pemain lini depan, dan hendak melewati lini depan tersebut. Bola didepan lini tengah adalah jika bola telah melewati lini depan kita namun belum melewati lini tengah kita. Dan bola didepan lini belakang adalah jika bola telah melewati lini tengah, dan kini berada di hadapan lini belakang kita.
Rumus bertahan adalah dalam pola 4-4-2 adalah 4+2, dimana 4 adalah para pemain dari lini yang berhadapan dengan bola, dan 2 adalah dua pemain yang terdekat dengan bola dari lini didepannya. Selanjutnya, dari 4+2 tersebut, yang melakukan tekanan pada bola adalah 1+2, yaitu 1 orang dari lini yang berhadapan dengan bola dan 2 orang dari lini didepannya. Ini berlaku jika bola berada didepan lini tengah dan didepan lini belakang.
Adapun jika bola berada didepan lini depan maka cukup dua pemain lini depan itu yang melakukan tekanan pada bola (0+2), sementara lini-lini yang berada di belakangnya hanya perlu menciptakan balance, dengan cara menyesuaikan bentuk dan jarak saja. Mengapa sudah cukup dua orang saja? Karena bola masih jauh berada didepan, jauh dari pertahanan kita.
Jika bola berada didepan lini depan, disisi tengah lapangan, maka cara bertahannya adalah sebagai berikut.
Keterangan: Pressure pada bola dilakukan oleh salah satu forward (yang lebih dekat pada bola), sementara forward yang lainnya men-double (meng-cover) forward yang pertama tadi. Sementara, para pemain di lini tengah dan lini belakang bergerak mendekat kearah bola dengan bentuk seperti diatas, untuk menciptakan balance. Sketsanya sebagai berikut (warna merah jingga adalah pemain yang mem-pressure bola):
Adapun jika bola didepan lini depan, namun berada di sisi tepi lapangan, maka cara bertahannya adalah sebagai berikut.
Keterangan: Pada contoh ini, bola berada di sisi kiri lapangan. Maka, salah satu forward (yang terdekat dengan bola) bergerak melakukan pressure pada bola, sementara forward yang lain men-double-nya (meng-cover-nya). Lalu, outside midfielder (karena bola di sisi kiri, berarti left midfielder) ikut bergerak mendekat kearah bola untuk menciptakan balance, diikuti oleh ketiga pemain lain di lini tengah, membentuk lengkungan buah pisang. Lini belakang mengikuti (identik dengan lini tengah). Sketsanya sebagai berikut:
Sekarang bagaimana jika bola telah melewati barisan lini depan, dan kini berada di hadapan lini tengah kita? Apabila bolanya di sisi tengah lapangan, maka cara bertahannya sebagai berikut.
Keterangan: Ingat rumus 1+2. Karena bola berada di sisi tengah lapangan, maka satu orang center midfielder yang terdekat dengan bola maju untuk mem-pressure bola. Pada saat yang sama, kedua forward juga ikut mem-pressure bola. Jadi, bola ditekan oleh tiga orang sekaligus. Lini belakang mengikuti bentuk lini tengah. Sketsanya sebagai berikut:
Adapun jika bolanya berada di sisi tepi lapangan, maka cara bertahannya sebagai berikut.
Keterangan: Pakai rumus 1+2. Karena bola ada di sisi kiri, maka left midfielder harus maju mem-pressure bola, dibantu oleh kedua forward didepannya. Pada saat yang sama, ketiga pemain lain di lini tengah harus bergerak mendekat kearah bola, membentuk lengkungan buah pisang. Lini belakang mengikuti bentuk lini tengah. Sketsanya sebagai berikut:
Akhirnya, bagaimana jika bola telah melewati lini tengah dan kini berada dihadapan lini belakang kita? Apabila bolanya berada di sisi tengah lapangan, maka cara bertahannya sebagai berikut.
Keterangan: Pakai rumus 1+2. Karena bola di sisi tengah lapangan, maka center back yang terdekat dengan bola harus maju untuk mem-pressure bola, dibantu oleh kedua center midfielder didepannya. Sketsanya sebagai berikut:
Sedangkan jika bolanya berada disisi tepi lapangan, maka cara bertahannya adalah sebagai berikut.
Keterangan: Pakai rumus 1+2. Karena bola ada di sisi kiri, maka left back harus maju untuk mem-pressure bola, dibantu oleh left midfielder dan center midfielder terdekat. Ketiga pemain lain di lini belakang bergerak mendekat kearah bola membentuk lengkungan buah pisang. Sketsanya sebagai berikut:
Sebagai catatan terakhir, apabila karena beberapa hal ball-pressure-triple 1+2 tidak bisa tercipta, maka setidak-tidaknya harus tercipta ball-pressure-double 1+1. Jadi, idealnya kita bisa menekan bola dengan formasi 1+2. Namun jika pada saat-saat tertentu tidak bisa, setidak-tidaknya 1+1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar