Senin, 18 Juli 2011

KONSEP DAN CARA PENILAIAN KEBUGARAN JASMANI MENURUT SUDUT PANDANG ILMU FAAL OLAHRAGA (bag.1)




ABSTRAK

Kebugaran Jasmani lebih merupakan terjemahan dari Physiological fitness. Secara Fisiologis kemampuan fungsional jasmani terdiri dari kemampuan anae-robik dan kemampuan aerobik. Kemampuan anaerobik terdiri dari kemampuan anaerobik alaktasid dan kemampuan anaerobik laktasid. Kemampuan anaerobik alaktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ledak (gerak explosive) maximal maupun sub-maximal, kemampuan anaerobik laktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan anaerobik (anaerobic endurance/stamina), sedangkan kemampuan aerobik adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan umum seperti misalnya pada lari maximal maupun sub-maximal dengan durasi 8 menit atau lebih. Tes adalah uji kemampuan maximal. Dengan demikian tes Kebugaran Jasmani (KJ) adalah uji kemampuan maximal untuk menilai kemampuan anaerobik (alaktasid dan laktasid) dan kemampuan aerobik. Kemampun anaerobik dan kemampuan aerobik merupakan kemampuan fungsional jasmani dengan kepentingan yang setara. Demikian juga kepentingan fungsional anaerobik alaktasid dan laktasid adalah setara. Oleh karena itu berdasarkan konsep kesetaraan fungsional ini, maka penilaian KJ adalah penjumlahan dari nilai kemampuan anaerobik (jumlah kemampuan anaerobik alaktasid ditambah kemampuan anaerobik laktasid dibagi dua) ditambah dengan nilai kemampuan aerobik dibagi dua, dengan rumus sebagai berikut:

[(½ (anaerobik alaktasid + anaerobik laktasid) + aerobik)]/2

Pada Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) tidak jelas konsep fisiologis dan cara penghitungannya. Kesalahan yang nyata ialah memposisikan butir (item) tes kemampuan aerobik sebagai salah satu dari 5 (lima) butir TKJI, maka peran fungsional kemampuaan aerobik hanya 20 %  saja (100 % : 5) dari seluruh nilai TKJI itu, padahal kontribusi peran itu adalah 50%.

PENDAHULUAN

Physical Fitness selain diterjemahkan sebagai kebugaran jasmani, diterjemahkan pula dengan istilah-istilah lain misalnyan: kesegaran jasma-ni, kesanggupan jasmani dan kesamaptaan jasmani. Dalam perkembang-annya, istilah Kebugaran jasmani menjadi terjemahan yang paling populer bagi istilah Physical Fitness. Untuk dapat memahami arti kebugaran jasmani, perlu ditelusuri kembali dari istilah asalnya.

Secara harfiah arti physical fitness ialah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Tetapi Fit juga dapat berarti sehat, sehingga fitness  dapat berarti Kesehatan.

Dalam naskah ini bahasan akan bertitik tolak dari pengertian fitness sebagai kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Dari pengertian ini berarti ada sesuatu yang harus cocok dengan fisik atau jasmani itu, yaitu macam atau beratnya tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik atau jasmani itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu.  Artinya diperlukan syarat-syarat fisik tertentu untuk dapat melaksanakan tugas fisik itu.  Pengertian ini masih memerlukan penjabaran lebih lanjut, khususnya dalam kaitan dengan syarat-syarat fisik tertentu yang bersifat :

 Anatomis (Struktural)Dari pengertian ini timbul istilah Anatomical (Structural) fitness yaitu kesesuaian struktur anatomis jasmani terhadap tugas fisik yang harus dilaksanakan.

 Fisiologis (Fungsional)Dari pengertian ini timbul istilah Physiological (Functional) fitness yaitu kesesuaian fungsí fisiologis jasmani terhadap tugas fisik yang harus dilaksanakan.

Dengan demikian Physical fitness terdiri dari 2 bagian yaitu : Anatomical (Structural) fitness dan Physiological (Functional) fitness.

Anatomical fitness (Kesesuaian Anatomik) :

Berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat anatomis yaitu: kesesuaian kondisi struktur tubuh, seperti - tinggi badan- berat badan- kelengkapan anggota badan- ukuran berbagai bagian badan.

Terhadap tugas fisik.

Physiological fitness (Kesesuaian Fisiologik) :

Berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat fisiologis yaitu:

Tingkat kemampuan menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap:

-   keadaan lingkungan:- suhu- kelembaban- ketinggian- sifat medan, dan/atau

-   tugas fisik:- berbagai bentuk kegiatan dan beban (intensitas) kerja jasmaniah, secara fisiologis yaitu: • alat-alat tubuh berfungsi dalam batas-batas normal• efisien• tidak terjadi kelelahan yang berlebihan atau yang bersifat kumulatif.• telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.

Pada saat ini pengertian Physical fitness lebih bertitik berat pada Physiological fitness yang pada hakekatnya berarti : Tingkat kesesuaian derajat sehat dinamis yang dimiliki oleh si pelaksana terhadap beratnya tugas fisik yang harus dilaksanakan. Penitik-beratan kepada Physiological fitness disebabkan oleh karena mengembangkan kemampuan fungsional (fungsi fisiologis) tubuh lebih memberikan hasil yang nyata bila dibandingkan dengan mengembangkan struktur tubuh (struktur anatomis).

Contoh: Tatkala fungsi otot (kekuatan dan daya tahan otot) berkembang menjadi 3x kemampuannya sebelum dilatih, perubahan struktur otot (besar otot) tidak akan menjadi 3x sebelum dilatih.  (Hasil tes awal kemampuan Arm Curl si A = 10 kg dengan diameter lengan pada biceps dan triceps = 25 cm, setelah berlatih kemampuannya meningkat menjadi = 30 kg, ternyata diameternya hanya meningkat menjadi 28 cm)

Telah disebutkan di atas bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu.  Oleh karena itu maka kebugaran jasmani bersifat relatif (related), baik secara anatomis maupun fisiologis, artinya fit atau tidaknya seseorang selalu dalam hubungan dengan tugas fisik yang harus dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar